Monday, October 1, 2012

Kadek Elang Yudistira


Ya namaku Kadek Elang Yudistira. Panjang ya?
Masih mending sih dibanding nama kakakku yang panjang seperti kereta api. Putu Sekar Maharani Wikan. Panjang kan?? Entah kenapa orang Indonesia suka memberi nama panjang buat anaknya. Kata mamaku, nama adalah doa dan harapan orang tua buat anaknya.

 
Arti nama kakakku :
Putu : anak pertama (karena papaku orang Bali)
Sekar : bunga
Maharani : ratu besar/pemimpin perempuan
Wikan : pintar/bijaksana
Arti namaku :
Kadek : anak kedua (Bali)
Elang : burung elang/rajawali
Yudistira : perang memperjuangkan kebenaran, selain juga karena terilhami nama salah satu tokoh Pandawa Lima dalam cerita Mahabharata.

Bagus ya doa orang tua kami. Mudah-mudahan kami dapat mengemban tugas besar dibalik nama besar kami.
Aku, Elang (begitu biasanya mamamu memanggil), adalah anggota baru di keluarga ini. Katanya aku sudah ditunggu sangat lama, makanya begitu aku lahir, aku disambut dengan sangat sukacita. Aku dapat cinta kasih penuh dari tiga orang sekaligus. papa, mama, dan kakakku Sekar yang ternyata sangat cantik meskipun tomboy dan berisik.
Aku lahir 25 Juli 2012 lalu di Aspen, sebuah kota kecil yang sangat cantik, tempat papa dan kakakku Sekar main ski setiap winter. Mudah-mudahan kelak kalau aku sudah siap aku juga diajak main ski.
Oke, sekian dulu ya cerita tentang aku. Kata mama, ini adalah cerita kami terakhir di Multiply sebelum pindah ke blog baru. Belum jelas bakalan di Blogspot atau Wordpress karena mamaku belum berhasil pindahin arsip blog MP ini ke Wordpress.
Terimakasih sudah setia membaca blog ini dan jadi teman mamaku ya....
Salam sayang dari kami,

Keluarga Siladarmawan

Thursday, June 7, 2012

Kue Mangkok


Description:
Sedang heboh Rainbow Cake di dunia maya Indonesia deh. Katanya cake dari Amrik yang dipopulerkan oleh Martha Steward, tapi di tempatku nggak pernah terdengar gaungnya sama sekali hi..hi..hi.. Mungkin karena saking ndesonya ya :p Atau mungkin orang2 pada ngeri dengan warnanya yg aduhai cantik nian!! Anyway mengimbangi hebohnya teman-teman ber-Rainbow Cake, aku bikin kue mangkok warna-warni aja ya…. Kue jadul yang selalu bikin aku kangen, terutama pas masa-masa hamil yang selalu pengen makanan kampung halaman. Pewarnanya dikit kok cuma 1 tetes. Resepnya pakai resep NCC (Natural Cooking Club).

Ingredients:
125 gr tape singkong
175 gr gula pasir
100 gr tepung terigu
150 gr air
75 gr gula pasir
200 gr tepung beras
200 ml air dingin
150 ml air soda (aku pakai air biasa, nggak punya air soda)
1 sdt baking powder (aku pakai 2 sdt)

Directions:
1. Campur tape dan 175gr gula pasir, aduk rata sampai halus.sisihkan
2. Campur tepung beras dan air dingin, uleni sebentar, sisihkan.
3. Masak air dan 75gr gula pasir hingga mendidih dan gula larut, tuang sedikit demi sedikit kedalam tepung terigu sambil diaduk hingga rata.
4. Campur adonan tape dengan adonan tepung beras, uleni hingga licin, lalu campur adonan ini dengan adonan tepung terigu, uleni terus hingga rata.
5. Masukkan baking powder kedalam 150ml air, aduk rata, lalu tuang sedikit demi sedikit ke dalam adonan tepung menjadi adonan encer. Saring (aku nggak disaring)
6. Bagi menjadi 3 bagian, masing-masing beri pewarna merah, kuning, dan hijau.
7. Panaskan cetakan kue mangkok dalam kukusan beruap banyak, tuangi cetakan dengan adonan. Kukus 20 menit. Angkat.

Monday, June 4, 2012

Double Gifts!!!

Tidak terasa kehamilan keduaku ini sudah menginjak usia 7 bulan lebih dan kami masih juga belum siap apapun termasuk nama buat calon adiknya Sekar. Bukan karena kami tidak antusias tapi mungkin ini efek dari aku dan Sila yang sudah terlalu pasrah sampai-sampai tidak berani berharap dan setting perasaan nol untuk bisa punya anak lagi. Bagaimana tidak jarak Sekar dan adiknya nanti bakalan 8 tahun lebih dan selama itu pula kerinduan kami untuk punya anak lagi.

Teringat awal Desember tahun lalu ketika akhirnya Tuhan menjawab doa panjang kami, betapa bahagianya kami. Padahal kami sudah buat jadwal untuk melakukan rentetan panjang test dengan dokter kandungan dan dokter akupuntur. Ternyata Tuhan tidak mengijinkan kami mengeluarkan banyak uang untuk hal ini. Perasaan campur aduk jadi satu antara terharu, bahagia, tidak percaya kalau Tuhan mengijinkan aku hamil lagi. Aku dan Sila cuma bisa berpelukan dan menangis tanpa bisa berkata apa-apa. Sekar nyeletuk, “Akhirnya Tuhan mendengar doa kita setelah bertahun-tahun.” Sampai minggu ke-10 ketika USG pertama kali dan melihat gambar janinku aku seperti disadarkan kalau aku benar-benar hamil. Kami hanya bisa bersyukur.

Ternyata Tuhan tidak berhenti membuat kami bahagia. Bulan Maret lalu jadwal USG ke-2 dilakukan untuk mengetahui segala detail tentang si bayi dari mulai ukuran/besarnya janin, berat, tulang belakang, otak, bibir, jari2 tangan dan kaki, dsbnya, termasuk juga jenis kelamin akan kelihatan kalau kita mau tahu. Untuk orang-orang tertentu kadang tidak ingin tahu dulu apa jenis kelamin calon bayinya, untuk kejutan katanya. Tapi kami dari semula memang tidak ada masalah kalau tahu dengan pertimbangan memudahkan persiapan barang-barang apa yang harus dibeli. Seperti sudah aku tulis diatas kalau kami berdua sudah pasrah mau diijinkan punya anak apa oleh Tuhan, ternyata dari fotonya kelihatan kalau calon anakku punya tugu Monas!!!  Tanpa terasa air mataku meleleh dan aku lihat mata Sila juga memerah menahan tangis, sedangkan Sekar yang selalu setia menemani kami senyam-senyum sambil berceloteh bahagia kalau dia bakalan ajak adiknya main bola.  God is good.  It’s double gifts!!! Apa sih yang bisa manusia lakukan untuk membalas kasih Tuhan yang tidak pernah habis selain puji syukur kepada-Nya.

Aku bersyukur kehamilanku yang sekarang ini diberi kemudahan. Tidak ada mual-mual ataupun keluhan yang berarti sejak hamil muda ditengah-tengah kesibukanku yang lumayan antara kerja, homeschooling Sekar, dan urusan kerjaan rumah juga. Sekar juga terlihat bahagia dan tidak cemburu kepada calon adiknya. Katanya sudah nggak sabar menunggu kelahiran adiknya. Mudah-mudahan semua lancar dan sehat sampai lahiran nanti yang dijadwalkan akhir Juli.

Sunday, May 27, 2012

Chocolate French Macaron


Description:
Penasaran sama jajanan Perancis yang kesannya mewah ini. Mewah karena bentuk dan warnanya imut & keren. Mewah juga karena konon bikinnya susah alias harus cermat dan hati-hati. Berbekal resep teman-teman food blogging dan googling juga di dunia maya, aku beranikan diri bikin. Hasilnya berhasil keluar kaki!! Sekar dan bapaknya suka. Jangan tanya aku ya... aku nggak demen karena menurutku terlalu manis.

Ingredients:
Kulit Macaron :
3 putih telur (90 gr)
40 gr gula pasir halus (haluskan dengan blender)
175 gr gula bubuk halus (powdered sugar)
125 gr tepung almond (bisa buat sendiri dari almond diblender lalu diayak halus)
½ sdt pasta coklat, pasta pandan, atau beberapa tetes pewarna sesuai selera.

Chocolate Ganache :
1/2 cup heavy cream
150 gr dark chocolate atau semi sweet chocolate


Directions:
Cara membuat kulit Macaron:
1. Alasi loyang kue kering dengan kertas roti (parchement paper) yang sudah digambar-lingkaran2 dengan diameter kira-kira 4 cm dan diberi jarak kira-kira 1 cm.
2. Campur tepung almond dan tepung gula, masukkan food processor/blender, proses sampai tercampur rata, lalu ayak. Ini untuk meminimalkan penggumpalan.
3. Kocok putih telur dengan kecepatan rendah, naikkan kecepatan ketika putih telur mulai naik dan masukkan gula pasir halus. Kocok terus sampai mengembang berhenti ketika putih telur mengembang stiff peak dengan ciri2 kokoh dengan warna agak mengkilat ( kira-kira 5-7 menit). Jangan overbeat ya nanti kulit macaronnya pecah-pecah ketika dipanggang.
4. Masukkan pewarna dan campuran tepung almond & gula halus. Aduk rata kira-kira maksimal hanya 50 kali adukan.
5. Masukkan dalam kantong pastry/kertas dengan spuit pastry lubang kira2 ½ cm. Kalau nggak punya cukup kantong plastic dilungangi kira-kira ½ cm. Spuitkan di Loyang kue kering yg sudah kita siapkan sebelumnya. Diamkan 30 menit – 60 menit permukaan adonan kering ketika dipegang.
6. Oven dengan suhu 150C (300F) selama kurang lebih 8-10 menit tergantung ukuran macaron. Ingat sampai keluar kakinya ya… Itu berarti French macaron kita sukses!!
7. Keluarkan dari oven, biarkan dingin lepaskana dari kertas roti. Kalau kesulitan beri beberapa tetes air di kertas roti, biarkan beberapa saat, lalu lepaskan.
8. Olesi dengan coklat ganache, hidangkan. Kalau belum digunakan masukkan dalam wadah kedap udara dan masukkan kedalam lemari pendingin untuk menghindari melempem/lembek.

Mpek Mpek Palembang


Description:
Ceritanya bersih-bersih freezer, ternyata masih punya pasta ikan. Biasanya memang nyetok buat dibikin siomay atau mpek mpek. Tapi sdh 2 bulan ini tiba-tiba Sila ikut-ikutan aku yang nggak makan daging. Jadi buah simalakama buat aku deh. Aku harus menghabiskan sisa-sisa daging di freezer, masak, dan terpaksa makan sendiri. Untung hamilku sdh mulai tua, jadi sudah bisa deal dengan rasa daging lagi. Resep dapat dari beberapa resep di internet yang aku banding-bandingkan dan aku modifikasi.

Ingredients:
Bahan mpek mpek :
200 gr daging ikan tenggiri dingin (aku pakai fish paste)
125 ml air es, atau ditimbang kira-kira 125 gr
2 siung bawang putih, parut halus (Aku pakai 2 sdm bawang putih goreng dihaluskan)
1 sdt garam
2 sdt gula pasir
125 gr tepung tapioka
1 sdm tepung terigu
2 sdm minyak goreng
15 bh kucai, iris tipis untuk campuran bahan mpek mpek lenjer. (kebetulan panen kucai, dan biar cantik saja)

Bahan isi untuk mpek mpek kapal selam : 1 butir telur + sedikit garam, dikocok lepas. Kalau kesulitan bisa pakai telur rebus.

Bahan cuko :
200 gr gula aren
600 ml air
25 gr asam jawa (aku pakai 3 sdm pasta asam)
1 sdm tongcai (kalau nggak ada bisa skip, tapi rasanya beda)
5 buah cabe rawit merah
5 siung bawang putih
1/2 sdt garam
2 sdm kecap manis

Directions:
Cara membuat mpek mpek:
- Ke dalam food processor masukkan daging ikan, setengah bagian air, bawang putih, garam, dan gula. Proses hingga menggumpal. Masukkan sisa air proses lagi hingga rata.
- Masukkan tepung, proses sebentar saja hanya hingga adonan tercampur rata.
- Masukkan minyak goreng, proses sebentar hingga adonan tercampur rata. (Tekstur adonan memang lembek)
- Siapkan wadah datar yg cukup luas (Loyang kue kering), taburi dengan tepung tapioka.
- Sendokkan adonan di atasnya, baluri kedua tangan dengan tepung tapioka, supaya ketika membentuk adonan tidak menempel di tangan. bentuk adonan bulat panjang untuk bentuk lenjer. sedangkan untuk mpek mpek kapal selam, potong dari bentuk lenjer tadi, pegang dengan tangan kiri, bulatkan sedikit, buat lubang dengan menggunakan lalu isikan sesendok teh kocokan telur setengah tinggi lubang, biar waktu ditutup telurnya tidak meluap keluar karena kepenuhan. Tutup lubang dengan merapatkan sisi-sisi lubang seperti bentuk mpek mpek kapal selam.
- Rebus dalam air mendidih yg banyak dan sudah ditambahkan sedikit minyak goreng agar ketika direbus tidak berbusa dan hasilnya mengkilat. Khusus untuk mpekmpek kapal selam, setelah dibentuk harus segera direbus supaya isinya isinya tidak merembes keluar.
- Goreng dengan api sedang sampai kering sebelum dihidangkan dengan mie kuning rebus, potongan dadu ketimun dan disiram cuko.

Cara membuat cuko:
- Rebus air bersama gula aren, asam jawa, dan tongcai. Didihkan dengan api sedang selama 15 menit, saring.
- Didihkan kembali, masukkan bawang putih dan cabe rawit yg sudah ditumbuk kasar. Aduk, masukkan sisa bahan. Matikan api, dinginkan. Saring kembali. Cicipi, sesuaikan bumbu dengan selera masing-masing.

Friday, March 16, 2012

Orange Cake


Description:
Ngences lagi lihat teman-EDA-upload foto orange cake. Foto doang tanpa resep. Terpaksa ngarang resep deh karena hasil browsing banyak banget resep yang beredar di internet. Aku pakai metode butter cake, dengan filling orange vla. Oya resepku ini pakai sari jeruk asli bukan sari jeruk bubuk. Tapi warnaya tetap bisa kuning cantik padahal butterku berwarna putih. Tapi pori2 cakeku kali ini kenapa kurang halus ya? Apa karena pakai baking powder ya? Lain kali bikin lagi deh tanpa baking powder.

Ingredients:
Cake
125 gr butter
125 gula pasir halus

5 kuning telur
3 putih telur
125 gr terigu
1/3 sdt baking powder
1 buah jeruk sunkist, peras airnya
1 sdm parutan kulit jeruk sunkist dari 1/2 bh jeruk.

Orange Vla :
3 sdm tepung maizena
200 ml susu cair
3 sdm gula pasir
1/2 buah jeruk sunkist, peras airnya.
1 sdm parutan kulit jeruk sunkist dari 1/2 bh jeruk.

Directions:
1. Kocok butter & gula sampai pucat dan mengembang.
2. Masukkan telur satu persatu sambil terus dikocok sampai mengembang.
3. Masukkan parutan kulit jeruk dan air jeruk kocok lagi sampai rata.
4. Masukkan campuran tepung terigu dan baking powder yg sudah diaduk rata, sedikit demi sedikit ke dalam adonan butter dan telur dengan menggunakan spatula.
5. Kocok putih telur sampai kaku. Masukkan ke dalam adonan secara 3 tahap dengan menggunakan spatula. Aduk rata.
6. Tuang ke dalam loyang 18x18 cm yang sudah dialasi kertas roti dan dioles butter.
7. Panggang dengan suhu 180C selama kurang lebih 25-30 menit.
8. Setelah matang keluarkan dari cetakan, biarkan dingin, lalu belah menjadi 2 bagian. Olesi bagian 1 dengan vla lalu taruh bagian kedua secara terbalik (bagian dalam di luar) diatasnya. kenapa terbalik? Biar warna yang terlihat kuning cantik bukan coklat matang.
9. Hias lalu potong2. Kalau suka bisa dioles dengan butter cream atau whipped cream lalu hias dengan jeruk Sunkist yang sudah diiris ruas2nya. Aku nggak pakai oles2an ah, mengurangi kalori, lagian sudah cukup manis kok buatku.

Orange Vla :
1. Campur semua bahan, aduk rata sampai tidak menggumpal.
2. Panaskan diatas api sedang sambil terus diaduk dengan whisk sampai mengental dan meletup2.
3. Matikan api, dinginkan.

Thursday, March 15, 2012

Home Schooling

Home Schooling?? Beneran nih?
Iya, sejak awal November 2011, Sekar resmi homeschool, alias belajar di rumah.
Kenapa? Apa sistem pendidikan di sana kurang bagus buat Sekar? Apa kamu ingin sesuatu yg lebih buat Sekar? Bagaimana caranya? Dan beberapa pertanyaan lain yg selalu ditanyakan oleh teman dan keluarga. Wajar sih karena mereka peduli dan ingin tahu juga kan.
Sebenarnya ini keputusan sangat berat buat kami, khususnya buat aku pribadi. Lebih berat dari memutuskan menikah dulu. wkwkwkkwk  Sampai-sampai aku tulis sebagai status di FB dan teman-teman mengira aku keberatan buat hamil lagi hi..hi..hi... Kalau hamil mah kami sudah mendambakannya bertahun-tahun, cuma belum diijinkan Tuhan saja saat itu. Cerita tentang kehamilanku di lain bab ya....
Mohon maaf sebelumnya kalau dalam ceritaku nanti aku terkesan melebihkan anak sendiri. Aku berusaha menuliskan apa adanya keadaan Sekar tanpa bermaksud sombong.
Ceritaku bermula dengan betapa bahagianya kami dikaruniai Sekar, seorang anak dengan banyak potensi. Memang sampai umur 3 thn belum bisa ngomong, dan terkesan nggak bisa apa-apa. Tapi begitu dia ngomong segalanya berubah drastis. Segala potensinya muncul termasuk potensi ngeyel dan suka protesnya. hi..hi..hi.. Kami sering dibuat terkaget-kaget dengan hal-hal baru yg berhasil dikuasainya, termasuk kemampuan membacanya yg tiba-tiba muncul ketika dia berusia 4 tahun. Kalau di Indonesia pasti nggak kaget ya karena sejak di TK mereka diajari membaca. Lha kalau disini boro-boro, mereka baru diajari mengenal huruf, dan kami sendiri tidak pernah sekalipun mengajar dia membaca dengan alasan takut dibilang mengekploitasi anak. Yang aku lakukan hanya membaca bersama sejak dia masih bayi, itupun sering-sering buku bahasa Indonesia. Setelah membaca lalu kemampuan logika matematikanya muncul & berkembang pesat, ditambah ide-ide ngayalnya yg kadang terlalu aneh untuk anak seusianya. Intinya Sekar kelihatan terpuaskan, gembira, aktif, dan gampang diajak kerja sama.
Cerita berganti, ketika Sekar menginjak TK dan kami memindahkan dia ke public school dengan alasan supaya dia bergaul dengan segala kalangan. FYI sekolah lamanya sekolah swasta yg cukup mahal, yg tentu saja punya golongan orang tertentu juga, kami mau dia bisa membaur dengan segala lapisan. Public school (sekolah pemerintah/negeri) kota kami ini sangat bagus dengan gedung besar, fasilitas lengkap (lebih engkap dari sekolah lamanya), banyak guru bagus, dan gratis pula.  Mayoritas dan hampir semua orang menyekolahkan anak mereka ke public. Maka nggak heran kalau satu angkatan, misalnya kelas 1 saja, ada 7 kelas, dan masing-masing kelas minimal ada 17 orang. Jadi kelas satu saja mereka punya sekitar 120 siswa, banyak banget kan. Mereka punya jadwal tertentu di dalam kelas mereka sendiri (home room) bersama wali kelas lalu berpindah-pindah ke materi-materi khusus dengan guru khusus yg berbeda lagi. Selain itu pas makan siang dan jam istirahat mereka digiring ke kantin sekolah atau ke park dan bergabung dengan ratusan murid lainnya. Buat anak lain mungkin tidak jadi masalah dan terbukti bertahun-tahun mereka punya program seperti itu. Tapi ceritanya lain buat Sekar-ku.
Awalnya Sekar sangat bahagia dengan sekolah barunya yang punya banyak teman dari berbagai kalangan & budaya. 2 bulan kemudian guru kelasnya mulai bilang kalau Sekar suka ngeyel. Lalu sebulan kemudian protesnya Sekar mulai menjadi dan berkembang ke menangis. Aku bingung juga harus jawab gimana ketika gurunya tanya apa yang biasa aku lakukan kalau Sekar tidak mau nurut perintah? Masalahnya kalau di rumah dia oke-oke saja kalau aku suruh, termasuk di sekolah lamanya yang nyaris tanpa masalah selama 2 tahun. Maka mulailah aku datang ke kelas lebih sering untuk bantu-bantu guru kelasnya sekalian melihat langsung dari dekat.
Hasil analisa pandangan mataku :
- Sekar terlihat bosan, saat itu mereka baru dikenakan huruf dan angka
- Sekar kebanyakan protes, terutama ttg hal-hal yg dia sudah tahu. Ini berhubungan dengan kepribadian Sekar yang nggak sabaran dan cenderung tidak flexible.
- Sekar mempunyai gaya berpikir yang berbeda dengan anak-anak lain, yg tentu saja sering menimbulkan kesalah pahaman bukan saja dengan temannya tapi juga dengan guru-gurunya.
- Sekar sering marah kalau pas angkat tangan ingin menjawab sesuatu tidak selalu mendapat giliran. Tentu saja kan guru harus juga memberi kesempatan kepada murid lain.
- Sekar mudah terpancing untuk terganggu, grogi, kuatir, terlalu gembira bergabung jadi satu ketika tiba-tiba bertemu dengan ratusan orang dalam satu ruangan. Ini ada hubungannya dengan sensory integration, terutama suara.
- Sekar perfectsionis dan sensitif, kalau melakukan kesalahan meskipun kecil dia akan merasa dalam masalah besar.
Saat-saat TK akhirnya berlalu juga meski tidak mulus. Kelas satu dimulai dengan strategi baru dari konselor sekolah. Sekar dipasangkan dengan guru kelas yang katanya paling berpengalaman dengan anak-anak bermasalah. Selain itu Sekar dimasukkan ke program kelas anak berbakat. Di kelas satu ini bukannya jadi tambah membaik, keadaan malah jadi tambah memburuk. Mereka punya standard umum yaitu untuk anak-anak yang tidak patuh caranya dengan mendisiplinkan mereka. Buat anak lain cara ini sangat ampuh, tapi tidak buat Sekar. Dengan Sekar ketika dia mulai punya ide beda kita harus punya banyak waktu untuk bicara memberikan pengertian kenapa ide kita berbeda dengan dia, minimal 15 menit. Hasilnya selalu bagus, karena hal itulah yang selalu aku lakukan dengan dia sejak kecil. Tapi guru kelas tentu saja tidak punya banyak waktu untuk satu murid saja kan. Nah solusinya setiap Sekar mulai ngeyel dia dikirim ke ruang konselor. Masalah utamanya sebenarnya antara Sekar dengan gurunya tapi penyelesaiannya dengan orang lain (konselor). Nah ini menurut analisaku membuat alam bawah sadar Sekar tidak terpuaskan dan akhirnya meledak menjadi masalah baru. Alih-alih menjadi lebih baik ketika ditegur, Sekar berubah menjadi tak terkontrol (missbehave) ketika dia melakukan kesalah meskipun kecil. Dia berubah tak ubahnya seperti macan liar kecil yang marah, super marah dan tidak takut sama siapapun. Dia hanya bisa diam dan kalem lagi ketika aku atau bapaknya datang, seketika diam. Aneh kan tapi itu yang terjadi. Kepala sekolahnya sampai bilang kalau selama 20 tahun karirnya di sekolah dia tidak pernah ketemu anak seperti Sekar.
Sementara Sekar tidak boleh sekolah selama 1 minggu sampai mereka menemukan formula baru untuk menghadapi Sekar. Segeralah rapat penting digelar bersama tentu saja orang-orang penting dari distrik untuk membahas Sekar. Kami harus menandatangani dokumen yang menyatakan kalau kami menyetujui mereka melakukan program khusus buat Sekar yg sebenarnya intinya menyetujui kalau Sekar dissable alias cacat. Perasaan kami campur-campur tapi kami memilih tidak membela diri ketika mereka mengadili kami. Toh tidak ada gunanya, yang paling penting buat kami bagaimana kedepannya buat kebaikan Sekar. Tidak berhenti sampai di situ, mereka datang ke rumah kami, melihat dengan mata kepala sendiri sehari-harinya Sekar di rumah dan bagaimana sih keadaan rumah tangga kami. Sebenarnya suatu prosedur yang normal karena yg mereka pikirkan adalah keselamatan anak dan di Amerika banyak anak diabuse orang tuanya sendiri. Tapi buat aku pribadi rasanya seperti ditembak tepat di jantung dengan mata masih melek ketika mendengar mereka mau mengunjungi rumahku. Semalaman nangis, tapi aku percaya ini bukan kesalahanku, aku sudah melakukan yang terbaik buat Sekar. Setelah 2 orang spikolog melihat keadaan kami di rumah, sedikit banyak mereka mulai percaya padaku. Berbagai test dilakukan atas Sekar termasuk membawa ke psikiater. Dokter menyarankan obat untuk memperoleh hasil cepat yang tentu saja kami tolak. Kami memilih konseling buat Sekar. Hasil test dinyatakan kalau Sekar tidak fleksibel, bahasa kerennya lack flexibility atau mood dissorder. Tapi aku pribadi melihatnya dia punya masalah dengan sensory integration terutama sensor terhadap bunyi-bunyian keras. Selain itu hasil test lainnya kemapuan bahasa & kepandaiannya saat itu (Sekar masih 6 thn) seperti anak usia 13 1/2 thn, nggak heran kalau dia selalu bilang bosan di kelas. Guru khusus sengaja diberikan khusus buat Sekar untuk selalu menemani dia di kelas, tapi hanya bertahan 3 hari, hari ke 4 Sekar menolak dengan keras. Aku menawarkan bantuan untuk menjadi pendamping khusus tapi tentu saja ditolak oleh sekolah dengan alasan tidak pernah ada orang tua menjadi guru khusus untuk anaknya sendiri. Aku ngotot dengan alasan aku cukup pintar, meskipun tidak punya latar belakang pendidikan khusus tapi aku seorang Engineer, dan hal-hal seperti ini tidak pernah terjadi di rumah dan Sekar akan dalam sekejap tenang ketika aku datang meskipun sebelumnya dia sedang marah besar dan tidak terkontrol. Bener-bener kalau ingat aku pernah berkata sombong seperti itu aku jadi tertawa dan malu sendiri. wkwkwkwk Itu satu2nya kata-kata pembelaan diriku selama berkutat dengan masalah itu. Ya begini ini naluri seorang ibu untuk melindungi anaknya.
Berkat kata-kata sombongku itu akhirnya aku diijinkan menjadi guru pendampingnya Sekar sejak September 2010 sampai akhir Oktober 2011. Setahun lebih tanpa cacat aku mendampingi dia. Aku dapat jalur khusus bisa keluar masuk sekolah tanpa harus melapor, ditanya apa ideku buat Sekar, dan bahkan aku ditawari digaji. Tentu saja aku menolak, masak buat anak sendiri pakai hitung-hitungan. Tentu saja dapat kepercayaan seperti itu tidak mudah, mengingat kepala sekolah Sekar itu termasuk orang yang sulit. Beberapa kali aku ditest tetang keobyektifitasanku menghadapi Sekar. Yang paling sulit guru kelasnya Sekar yang senantiasa memberi hard time dan ngetest emosiku dan Sekar. Tiap hari aku cuma bisa berdoa agar Tuhan melembutkan hati Sekar sehingga hari itu berjalan lancar. Berangsur-angsur kepercayaan diri Sekar mulai terlihat, bisa lebih mengontrol emosi, lebih relaks, meskipun masih sering terjadi insiden, tapi tidak separah kemarin-kemarin. Dan aku pun mulai menjaga jarak dengan Sekar dengan mengurangi jam pendampinganku ke dia berangsur-angsur sampai hanya mendampingi 1 jam saja sehari, meskipun aku tetap datang ke sekolah dan membantu kelas lain. Tidak sia-sia aku harus datang tiap hari ke sekolah dari pagi sampai sore jam 3. Kelas konselingpun sudah tidak diperlukan lagi. Benar-benar bersyukur kami.
Naik ke kelas dua, aku pikir episode drama sedih berakhir setelah sebelum mulai sekolah lagi kami berlibur ke Indonesia sepanjang summer. Ternyata babak baru mulai lagi. Tapi disini ceritanya sedikit beda. Babak baru ini Sekar mulai percaya diri dan mulai malu dikawal oleh ibunya. Apa-apa selalu bilang aku bukan bayi lagi, aku tidak perlu bantuan. Tapi aku masih melihat gayanya yang nervous ketika mulai memasuki halaman sekolahnya. Tubuhnya tiba-tiba berubah jadi kaku ketika turun dari mobil. Sangat merasa bersalah ketika melakukan kesalahan kecil ditambah gaya protesnya menjadi lebih kuat. Semua masalahnya tetap berada di Sekar meski porsinya mengecil. Masalahnya sekarang dia mulai menolak aku, tapi dia tetap butuh bantuan sekali-kali. Akhirnya pihak sekolah mencarikan guru khusus baru yang bukan aku. Tapi kenyataannya secara bawah sadar Sekar menolak, dan terjadilah berbagai macam masalah lagi, bahkan protesnya kali ini lebih keras. Pihak sekolah memulai lagi dari awal tetapi tidak ada kemajuan sama sekali. Aku seperti dejavu melihat Sekar menangis seperti macan lagi. Aku langsung berpikir untuk segera menghentikannya sebelum semuanya bertambah parah, atau kembali ke titik awal lagi. Kami khususnya aku dengan tegas saat itu memutuskan mengeluarkan Sekar dari sekolah dan memutuskan untuk mendidiknya sendiri di rumah. Pihak sekolah meminta aku memikirkan lagi ttg keputusan itu dan kalau memang keputusanku sudah bulat mereka dengan senang hati menawarkan bantuan misalnya dengan sekolah 1/2 hari saja. Tanggapan mereka sangat positif.  Aku tahu mereka khususnya kepala sekolah mau yang terbaik buat Sekar, tapi aku lebih memikirkan Sekar, dia akan merasa sedih dan beda dengan teman-temannya yang lain kalau masih sekolah disana dan hanya masuk 1/2 hari.
Sebenarnya ide homeschooling ini sudah pernah aku dan bapaknya Sekar pikirkan jauh-jauh hari. Tapi kami merasa tidak cukup skill, tools, dan keberanian untuk memulainya. Terutama karena Sekar sangat tidak setuju. Pernah suatu hari setelah salah satu hari buruknya di sekolah kami bicara tentang homeschooling dengan Sekar. Saat itu Sekar setuju. Tapi apa yang terjadi, sebelum tidur dia nangis tanpa suara dan tanpa marah selama satu jam menyesali kenapa dia tidak bisa mengontrol diri di sekolah & dia akan kangen dengan teman2nya sekolah. Ibu mana sih yang tega melihat anaknya sedih begitu. Maka aku segera bilang kalau besok dia boleh sekolah lagi. Begitu terus maju mundur tentang keputusan ini, makanya aku bilang sebelumnya kalau masalah ini adalah masalah terberat dalam hidupku. Tapi hari itu tekadku sudah bulat. Berbekal support dari suami tercinta aku memutuskan mengeluarkan Sekar dari sekolah. Aku keraskan hatiku ketika menemani Sekar menangis tanpa suara lagi sebelum tidur. Benar-benar seminggu itu minggu terberat dalam kehidupan kami. Setelah selesai menemani Sekar tidur tentu saja tidak tahan akhirnya kami menangis juga termasuk suami. Aku bersyukur semua berakhir dengan baik. Sekar jadi lebih tenang dan bahagia sekarang. Proses panjang juga tidak langsung berakhir baik mengingat keputusanku saat itu mendadak banget tanpa tools & skill. Dan tentu saja protes dan gaya penolakan Sekar awal-awal homeschooling merupakan tantangan terbesarku. Cerita tentang awal homeschooling kami sampai sekarang akan aku tulis di lain cerita ya.....

Saturday, March 10, 2012

Prol Tape


Description:
Maaf sudah lama banget ya tidak update resep. Pas lihat mbak Rachmah posting prol tape di FB kok mendadak ngiler. Mana sedang sakau 4 bulan nggak minum teh melati Indonesia. Lengkap sudah penderitaanku sebagai bumil. Sampai akhirnya pasang status di FB "Barang siapa mau bagi teh melati Indonesia kepadaku kalau perempuan akan aku angkat saudara, kalau laki-laki akan aku tukar tambah sama suamiku." wkwkwk payah deh!! padahal sebenarnya bisa beli online, tapi berhubung kuatir dengan caffeinnya kita nggak niat beli. Akhirnya ada teman dari Texas kirim teh Indo, aduh senengnya!! Langsung deh bikin tape, tunggu 3 hari lalu bikin prol tape. Eh... untung yg bagi kemarin teman perempuan, jadi suamiku tersayang masih utuh milikku :p

Ingredients:
Resep asli dari mbak R :

150-175 gr Tape, buang seratnya, haluskan
1 sachet susu kental manis (sekitar 45gr )

4 butir telur utuh
75gr Gula Pasir

75 gr tepung terigu
10 gr tepung maizena
15 gr susu bubuk

75 gr Butter
25 gr Minyak Zaitun (aku pakai minyak canolla)

Keju Cheddar, parut
Kismis



Directions:
1. Haluskan tape dengan menggunakan sendok, beri susu kental manis, campur merata, halus, teksturnya kental tapi tidak padat.
2. Kocok telur dan gula pasir hingga kental mengembang, berjejak. Setelah itu masukkan tape secara bertahap. Bagi menjadi 2 bagian, masukkan bagian pertama, aduk dgn mixer kecepatan rendah, pelan aduk merata, masukkan bagian kedua, mixer pelan merata (jangan terlalu lama mengaduknya, sebentar saja asal merata). Matikan mixer.
3. Masukkan bahan kering(tepung terigu, susubbk, maizena), secara bertahap juga, sambil diaduk merata (ingat jangan terlalu lama jg agar adonan tidak turun banyak).

4. Lelehkan butter dan minyak zaitun, tuang dlm adonan cake, aduk rata.
5. Beri toping kismis dan keju cheddar.
6. Tuang di loyang ukuran 18X18X6/7cm (seperti biasa, alasi dulu loyang dengan kertas roti , poles mentega tipis/memakai kertas anti lengket), panggang dgn suhu 165 derajat celicus selama kurang lebih 25 menit atau hingga matang.