Wednesday, August 11, 2010

Pelajaran Berharga Yang Dibayar Mahal

Pelajaran berharga memang berharga mahal. Terpaksa Sekar mendapat pelajaran tentang tidak boleh mengingini dan mengambil milik orang lain dengan cara yang agak berat buatnya. Semua yang pernah ketemu Sekar pasti tahu kalau Sekar sukaaaaa….. banget sama komputer. Sekar bisa berlama-lama dengan komputer dari main game, cari video lagu pelajaran pianonya, cari lirik lagu, cari contoh aneka kerajinan tangan, ngeprint gambar-gambar untuk dipotong-potong, sampai nonton serial tv yang terlewat. Pokoknya seakan-akan komputer itu sahabat Sekar kalau dia sedang di rumah. Tentu saja aku membatasi waktu dan situs-situs tertentu saja yang bisa dibukanya. Nah bulan Juni lalu rumah kami dimasuki pencuri. Semua barang berharga kami yang jumlahnya sebenarnya sedikit diangkut paksa oleh pencuri, termasuk komputer kesayangan Sekar. Sehari setelah kejadian itu Sekar jadi sensitif dan gampang nangis. Lalu kami ajak dia jalan-jalan dipinggir sungai dekat rumah. Ketika Sila asyik motret-motret (kamera kami selamat karena hari itu aku bawa) aku mulai tanya-tanya Sekar tentang perasaannya. Dia bilang kenapa sih pencuri ambil komputerku? Dari situ aku mulai menjelaskan konsep tentang kenapa kita tidak boleh mengambil barang orang lain tanpa permisi karena akan membuat mereka sedih sama seperti sedihnya Sekar sekarang. Katanya sambil nangis “I will never ever take somebody things without permission”

 Baguus…. Mudah-mudahan dia benar-benar memahami ini.

 

Hari itu hari Kamis, 24 Juni 2010, hari terakhir acara VBS acara khusus untuk anak-anak di gerejaku. Badanku sudah terasa pegel-pegel karena sudah 4 hari aku sibuk dengan konsumsi anak-anak yang jumlahnya lebih dari 150 orang. Apalagi anak-anak mana bisa dijatah cuma dapat satu tiap orang he..he..he.. Wuuuiiih… sibuk banget pokoknya kalau tiba-tiba puluhan anak mengerubutiku. Tapi bahagia banget bisa bermanis-manis dengan anak-anak. Dan terus terang aku jadi terkenal. Sekar sampai bilang “Wow mama, all kids know you. You are famous. I am proud of you” hi..hi..hi… Anakku ini kan memang pinter memuji, persis orang bule.

 

Tugasku sudah beres sebelum acara selesai, jadi sebenarnya aku bisa langsung pulang. Apalagi aku kepikiran pesanan 65 buah lemper yang sudah menunggu sentuhanku.  Tapi entah kenapa perasaanku mengharuskan aku untuk tinggal sampai acara selesai dan masih bantu Jessi mengembalikan ruangan gereja yang kacau balau ke bentuknya semula. Akhirnya selesai juga tapi aku masih harus menunggu Anna menjemputku. Akhirnya Anna dan keluarga datang, dan kita bersama-sama menuju ke rumahku untuk nonton World Cup antara Belanda vs Kamerun. Yvo suami Anna jagoin Belanda soalnya he..he..he…

 

Jam menunjukkan pukul 1:50 ketika aku sampai di rumah, sempat masuk kamar dan melihat selimutku berantakan di atas bagian kepala dipan, tapi aku memilih mengabaikannya dan menutup pintu kamarku saja. Lalu mulailah aku membuat pesanan lemper yang harus selesai sebelum jam 4 karena aku harus menjemput Sekar di summer camp. Isi lemper sudah siap tinggal bikin ketan dan membungkus. Jam 3:45 semua beres, dan aku segera meluncur ke sekolah Sekar diantar Anna & fam sebelum mereka bertolak ke Marble. Ketemu Sekar, menunggu Sila untuk mengantar pesanan, mengantar pesanan, lalu pulanglah kami ke rumah. Sampai di rumah langsung mandi dan makan malam.

 

Wuuiih…. kalau dipikir-pikir padat banget acaraku hari itu, pantas aja badanku pegel-pegel ya…. Sambil leyeh-leyeh di sofa aku maunya cek email dan berita terbaru teman-teman lewat telpon pintarku. Tapi setelah cari kemana-mana, telpon pintarku tak kunjung ketemu. Aku Tanya Sila dia bilang terakhir lihat di kamar. Aku ke kamar dan tambah heran karena kamarku berantakan banget, koper-koper bekas mudik 2 bulan lalu saling tumpang tindih. Aku pikir masak sih Sila atau Sekar bikin berantakan sampai segininya. Nggak lama Sila masuk kamar dan bilang kayaknya kita kemalingan karena laptop kami tidak ada juga. Laptop kami biasanya ditaruh diatas piano Sekar. Segera Sila periksa dokumen kami karena itu harta paling berharga kami, syukur semua masih lengkap, lagian siapa sih yang mau ambil dokumen berbahasa Indonesia ha..ha..ha… Di tempat yang sama dengan tempat dokumen, kami simpan cincin kawin kami, dan ternyata sepasang cincin kawin kami lenyap saudara-saudara.  Keseeeellll banget karena benda itu benda bersejarah buat kami, yang dibeli dengan uang bonus pertama Sila. Masih di tempat yang sama kami juga menemukan 1 bh kaos tangan berkebun yang tertinggal. Waah… malingnya professional ya pakai kaos tangan segala he..he.. Lalu kami cek lagi barang apa lagi yang mereka ambil dan segera telpon polisi. Sebelum polisi datang Sila sempat ke rumah tetangga untuk memberitahu kejadian itu. Salah satu tetanggaku merasa sangat prihatin dan marah besar. Katanya selama 17 tahun tinggal di daerah kami, belum pernah ada kejadin begini meskipun dia selalu membiarkan pintu rumahnya tidak terkunci. He..he.. sama seperti kami yang tidak pernah mengunci rumah, tapi kebetulan hari itu dia di rumah, jadi rumahnya tidak terjamah.

 

Jam 7:30 malam Sherif Deputy datang, mendengar, menginterogasi dan menulis laporan kami. Suasanya serius tapi tidak tegang, bahkan Sekar sempat ikutan nyeletuk “Our computer has a windows 7 sticker on it”. Tuh kan betapa concernnya dia tentang urusan komputer.  Kami juga harus membuat laporan tertulis untuk dibawa ke kantor polisi. Nggak lama, cuma 30 menit. Polisi juga sempat bilang kalau ini pencurian serial dalam beberapa hari ini. Jadi hari itu ada 2 rumah di sekitar kami tinggal yang kecurian, setelah sebelumnya di komplek tetangga ada serial pencurian juga. Diperkirakan kejadiannya pagi sampai tengah hari.  Dueeenng…. Kaget aku seperti disambar petir. Lha kalau waktu itu aku langsung pulang tanpa bantu-bantu lagi aku pasti ketemu pencuri yang sedang beraksi di rumahku. Dan apesnya pasti aku dengan gaya polosku malah menyapa mereka yang aku pikir sedang cari aku atau Sila Hiiiiii…. Jadi ngeri membayangkan yang enggak-enggak.  Hue..he..he… Ini nih akibat perasaan selalu merasa aman tinggal di kampung yang semua kenal semua, pintu rumah tidak pernah dikunci, selalu ramah menyapa orang meski nggak kenal dan bahkan ada beberapa orang yang sengaja meninggalkan kunci mobilnya tetap di dalam mobil. Aneh kan tapi beginilah kebiasaan orang kampung di sini.

 

Beres urusan polisi, dilanjut hubungi pihak asuransi rumah, mengabarkan tentang kejadian pencurian itu. Ini yang bikin agak lama karena Sila sempat melaporkan lewat email dan harus melapor ulang lewat telepon. Ditambah lagi ada barang yang kelupaan dilaporkan jadi harus merubah laporan tertulis di polisi padahal minggu itu minggu sibuk perayaan 4th of July, jadi molor 1 minggu. Catatan ya melapor ke pihak asuransi harus lewat telpon katanya biar ada rekaman pembicaraan. Jadi disiapkan dulu apa yang mau dilaporkan, kronologinya & barang-barang apa saja yang hilang. Pihak asuransi akan mengirim data isian lewat pos. Kita harus mengisi dan melampirkan foto-foto tentang barang yang hilang tersebut. Jadi buat teman-teman sebaiknya membuat dokumentasi semua barang berharga dalam bentuk foto, siapa tahu suatu hari diperlukan. Kok ya kebetulan kami punya semua foto barang yang hilang, padahal tidak sengaja bikin. Memang semua sudah diatur Tuhan termasuk kepulanganku yang terlambat hari itu.

 

Proses dari pihak asuransi juga tidak berbelit-belit dan lama. Sebelum bulan Juli berakhir kami sudah menerima uang gantian dari pihak asuransi. Jumlah uangnya menurutku cukup banyak karena mungkin disesuiakan dengan harga barang terkini. Contohnya 4 buah lensa kamera Sila dihargai lebih dari 10x harga lamanya dan cincin kawinku dihargai hampir 10 kali lipat dari harga lamanya. Untung? Bener untung, padahal ada beberapa barang yang lupa tidak kami laporkan karena baru sadar hilang 2 hari sebelum aku buat tulisan ini. Tapi cincin kawin adalah sejarah buat kami dan sejarah tidak bisa dibeli  Untuk menghibur diri nggak papalah cincin kan sebatas simbol yang penting bagaimana kita mewujudkannya dalam kenyataan

9 comments:

  1. aduh...aduuuh...

    pertama , ikutan prihatin dengan kejadian ini....iyalah mbaaaak, mbokya rumahnya tetep dikunci dong kalo ditinggal...iih, ikutan gemes ah'

    kedua, but bersyukur jg saat itu justru mbak dan Sekar nggak di rumah...yg penting nyowo yo'

    ketiga, duuuuuuuuhhh....hari gini udah kemalingan trus bisa dapat ganti sebesar itu.........ampuuun ... kapan yo Indonesia iso nggawe aturan koyok ngono....hehehhe

    ReplyDelete
  2. ikut bersedih dengernya........ emang orang jahat ternyata ada di mana2 yaa........ semoga dia memperoleh hukuman setimpal...... n semoga ga kejadian lagi yaa

    ReplyDelete
  3. Makasih mbak Ruby. Iya kayaknya sejak krisis ekonomi disini jadi banyak kejahatan, mungkin karena banyak yang nggak kerja.

    ReplyDelete
  4. Makasih mbak Rachmah. Untuuungggg...... itu yang pertama kali aku bilang waktu cerita ke temanku, yang terjadi temanku yg bersuku Batak langsung ngakak wkwkwkk.... Katanya bersyukur Indonesia dikaruniai suku Jawa yang dalam keadaan susahpun masih bisa bilang untung ha..ha..ha... Btw disini apa2 harus ikut asuransi mbak untuk menghindari hal-hal yang tdk diinginkan begini. Jadi dapat ganti krn kami ikut program asuransi rumah. Cuma ya preminya tiap tahun lumayan juga.... he..he..he...

    ReplyDelete
  5. Btw rumahku langsung pakai "gembok" sekarang ha..ha..ha... Meski nggak punya barang berharga lain males juga kalau rumah dimasuki maling lagi :)

    ReplyDelete
  6. wah serem juga ya mbak baca cerita mbak shinta....
    tapi masih untung diganti asuransi.......

    ReplyDelete
  7. Iya nih tumben desaku yg tentram ini banyak kejadian begini :)Mudah2an kedepannya aman lagi. Sekarang jadi sering lihat polisi patroli keliling perumahan nih.

    ReplyDelete
  8. Shinta.. turut berduka cita... mudah-mudahan banyak hikmah yang di dapat... tapi memang... jangan pernah meninggalkan rumah tanpa terkunci.. hehehe.. secara kalo di Jakarta dikunci aja di colong orang... hihihih bagusnya dapet barang anyar ya.... sedih tentang Cincin kawinnya..

    ReplyDelete
  9. Makasih Hera. Yang penting cintanya selalu dihati hue..he.he.. Satu2nya cara menghibur diri :P
    Iya dulu selalu aku kunci tapi sejak kunciku hilang tinggal satu doang aku cuma kunci kalau sdg pergi sama2 Sila. Kalau skrg sih Sila langsung beli "gembok" dgn banyak kunci serep he..he..he..

    ReplyDelete