Baca artikel ini di majalah "Parenting" membawa pencerahan baru buatku. Selama ini jika bapaknya baru pulang kerja, mendengar suara mobilnya dari jauh aja bisa membuat Sekar kebingungan cari sandal. Sambil berlari2 dia jemput bapaknya. Itu masih standard karena setelah itu dia jumpalitan diluar, kejar2an dan main panjat2an di badan bapaknya. Tentu saja kejadian itu tidak dilakukan mereka tanpa bersuara. Suara mereka berceloteh, teriak2 dan ketawa2 kenceeeeng banget! Malah kalo saking asyiknya becanda jadi nangis. Tapi anehnya kok ya ketawa lagi???
Kalau mandi or ngapain sama bapaknya selalu aja riuh rendah, berisik.....ya ketawalah, teriaklah, nangislah. Tapi herannya kelar juga "I am done" kata sekar. Nah......aku paling gak bisa dengar Sekar teriak2 dan nangis. Pusiiinnggggg..........!!! Kalau udah gitu giliran aku yg sewot sama bapaknya, pikirku gimana sih perasaan seharian baik2 saja, begitu "Raja"-nya pulang kok semua jadi berantakan. Sila sih tetep tenang aja meski aku ngomel........ Kadang kalo aku sudah selesai sewot dia nyeletuk "Are you happy now???" ngejek maksudnya he..he..he... dasar si akang.
Nah ternyata Emily Bloch penulis artikel ini juga mengalami hal yg sama dengan aku. Katanya dia bingung dengan gaya "pengasuhan anak" oleh suaminya yg menurutnya "salah", tapi ketika dia pikirkan ternyata apa yg dilakukan suaminya ketika mengasuh anak, hasil akhirnya sama persis dengan kalo dia lakukan sendiri, malah kadang lebih baik. Dia bilang "So while we're not advising you to become clones of your partners, we do think dads often have some good ticks up their sleeves. Why not celebrate what they do right, and maybe even try one of these tips yourself."
Hal yang biasa dilakukan para bapak adalah :
Membiarkan anak-anak mengambil resiko
Bapak selalu membiarkan anak2nya bermain permainan yg mengandung resiko, dan kadang menawarkan jenis permainan yg menurut ibu beresiko misalnya Sekar yg aktif selalu diajak akrobat sama bapaknya, kadang kedua kakinya dipegang dengan kepala dibawah, atau guling2 dgn kepala duluan alias koprol. Kalo sudah main yg begituan aku selalu kesaaaalll. Mengapa ibu berbeda?? Konon karena ibu dikondisikan melindungi sejak dan selama tahap kehamilan. Jadi menjaga kesehatan dan selalu fokus meminimalkan resiko pada anak2 seakan2 sudah menjadi kebiasaan seorang ibu, sudah mendarah daging. Toleransi yg bisa ibu lakukan sebelum menghentikan kegiatan anak bapak adalah berpikir :
- Apakah benar kegiatan yg sedang mereka lakukan berbahaya?
- Apakah nantinya membuat anak terluka parah atau sekedar terluka sedikit?
Tergantung tingkat kenyamanan ibu saja, kalo memang merasa perlu dihentikan krn berbahaya ya dihentikan saja.
Percaya diri sendiri melebihi yang sudah pengalaman
Ini pengalaman seorang teman, kadang bapak over PD misalnya anak sakit, ibu sudah kebingungan mau digimanain nih anak, atau sudah sibuk telpon teman or dokter, eh si bapak malah nyeletuk nggak papa nanti juga baik sendiri. Yang paling tahu kondisi anak adalah orang tua, jadi sebaiknya ibu dan bapak berunding mengenai kecemasan masing2 sampai akhirnya diputuskan mau dibawa ke dokter atau tidak.
Mengabaikan hal mendetail
Contoh sederhana jika bapak memandikan anak lalu ganti baju. Baju yang dipakai kadang yg bukan pasangannya meskipun warnanya sama. Kalau ibu selalu detail karena yg dikerjakan adalah rutinitas, mulai bajunya warna apa, ikat rambutnya, sandal dll.
Kompromi yang dilakukan oleh ibu adalah berpikir positif aja, selama anak bersama bapak, ibu bisa sedikit istirahat alias santai he..he...he.... Paling enggak bisa lepas dari rutinitas.
Bertingkah seperti anak-anak
Kadang suka aneh aja ketika Sekar dan bapaknya begitu asyik main game di komputer, anehnya karena sering bapak adu argumentasi untuk tetap mempertahankan posisi. Sekarnya kadang nurut aja, kadang ngeyel. Padahal menurutku lha mbok ya ngalah aja bapaknya. Dan ketika mereka berdua menang teriak2 sambil ketawa bersama. Seperti teman main aja, mana bapak mana anak??? Kalo ibu beda karena merasa bertanggung jawab tidak berarti harus tidak menyisakan waktu buat fun bersama anak, itu yg sering ibu lupakan. Sekali-kali bertingkah "konyol" seperti anak2 membuat ibu lebih relaks dan malah anak jadi nurut apa yg ibu suruh krn pikir ibu juga asyik nih jadi teman.
Menunggu sebelum bertindak
Para bapak sepertinya merasa penting untuk mengenalkan masalah kepada anak2 sebelum mereka mengenal arti dunia sebenarnya. Contohnya ketika anak menangis bapak cuma melihat sekilas dan memastikan mereka baik2 saja. Kesannya cuek tapi sebenarnya tetap perhatian, mungkin memang begitu gaya kebanyakan bapak. Beda dengan ibu yg ketika anaknya menangis langsung bertindak entah itu memeluk, menggendong atau mencium.
Kadang perlu buat kebaikan anak membiarkan bapak yang mengatasinya ketika anak menangis atau sedang ada masalah. Baik disini maksudnya agar ketika dia ada masalah dan berada jauh dari lindungan ibu yg penuh perhatian dia merasa tetap baik2 saja.
Lebih fleksibel dalam setiap keadaan
Ini dikarenakan mereka tidak sepanjang hari dan tidak setiap hari berhubungan dengan anak. Bapak mungkin tidak sekuatir tentang rutinitas keseharian anak seperti para ibu. Beda dengan ibu yang meskipun bekerja sepertinya tanggung jawab mengurus anak tetap ditangan ibu.
Jadi menurutku daripada selalu ngomel tentang "keanehan" gaya pengasuhan suami, mendingan sekarang aku mulai berdamai dengan gayanya suami mengasuh Sekar. Toh anak2 sangat perlu figur bapak untuk kedewasaannya kelak.
"Father actually does know best day, and follow his lead."
Sumber : majalah Parenting dan pengalaman pribadi
Shin...bagus banget baca ini...kena deh dengan rutinitas saya... saya juga begitu sering menyalahkan papa anak2 kalo sampe anak2nya nangis2 gara2 ulah papanya atau maennya mnrt saya over gitu lho...thnks ya sharingnya....
ReplyDeleteThanks Cie Mei. Sama-sama........
ReplyDelete