Sebenarnya ini cerita basi, cerita tentang malam tahun baru yang sudah lama lewat. Tapi kami sekeluarga pasti tidak akan mudah melupakannya.
Seperti biasa setiap malam tahun baru kami selalu ke Aspen untuk nonton kembang api. Kebayang deh dinginnya Aspen di bulan Desember malam hari, tapi karena Sekar suka banget maka kami selalu berusaha berangkat. Kebetulan hari itu ada Shania teman Sekar yg nginap di rumah kami, jadi kalau aku lihat Sekar jadi tambah bahagia dan semangat. Sejak sore mereka berdua sudah ngomongin acara kembang api. Sebelum berangkat aku sempatin buka internet buat ngecek jadwal kembang api,krn nggak lucu kan kalo sampai salah jam, harus menunggu di luar dalam suhu yg sudah bisa dipastikan minus. Betapa terkejutnya aku krn di Aspen Daily News dibilang ada ancaman bom di 2 bank di downtown Aspen, sampai2 turis yg nginap di Hotel Jerome dan orang2 sekitar sana diungsikan. Eh... waktu bilang ke bapaknya Sekar dengan entengnya dijawab "Ah paling juga ancaman2 aja, nggak beneran. Mana ada sih orang mau ngebom bilang2...." Halah jadi mentah deh berita bom tsb krn komentar Sila. Kali karena kelamaan tinggal di Jakarta yang sering dapat ancaman bom bohongan jadi mati rasa gitu. Alhasil kita berlima berangkat dengan girangnya. Jam menunjukkan pukul 7.00 malam, dan rencana acara kembang api barubaru mulai pukul 8.30 malam. Cukuplah waktu 1 1/2 jam untuk perjalanan dan cari posisi strategis.
Ternyata saudara2, baru sampai main street sudah terlihat keanehan. Semua jalan diblok mobil polisi dan pemadam kebakaran. Bahkan pejalan kakipun tidak diperbolehkan menembus jalan yg di blok. Tapi dasar mati rasa, kami tetep saja dengan santainya cari jalan yg nggak diblok. Masih happy nih, masih belum aware karena kami juga ketemu orang2 jalan kaki yg memang mau nonton kembang api. Mereka berpakain cantik dengan menenteng minuman untuk party. Tapi keanehan mulai terasa karena banyak tempat makan yg tutup dan banyaknya polisi yang berjaga-jaga dengan pistol yg siap cabut. Akhirnya kami memutuskan menunggu di halte bus.
Di dalam halte bus bukannya lebih tenang malah tambah tegang. Habis di situ kami melihat cowok duduk sendirian, pake bawa2 kopor hitam lagi. Itu seperti kopor yg ada di film2 pembajakan pesawat. Horor ngggak sih. Udah gitu ada 4 orang polisi yg mondar-mandir melototin tiap orang di halte itu satu2 dari atas ke bawah. Shania dan ibunya sempat kena gedor waktu di dalam kamar mandi. Pas adaorang ketawa ngakak segera banyak polisi datang menghampiri. Wuih... kalo ingat nightmare banget deh. Jangankan foto2an perasaan tenang sedikit aja kagak..... Nyesel deh berangkat.
Udah gitu masih dengan lugunya kami berlima pergi ke silver Queen gondola krn dari situ kembang api dilihat paling oke. Ada kali 15 menit nungguin, sampai ada orang yg sdg makan di resto depan gondola nyamperin kami dan bilang kembang apinya diundur. he..he...he... karuan aja Sekar kecewa dan nangis. Tapi nggak lama krn dikasih kata ajaib sama Sila kok jadi berhenti nangis. Ya sudah kami pulang. Paginya baca lagi di koran lokal pelaku ancaman bom sudah ditemukan tewas bunuh diri dan bom yang sedianya diledakkan udah ditemukan juga. Salut deh dengan kerja keras polisi Aspen. Konon kerugian yg diderita oleh resto dan tempat2 hiburan di Aspen malam itu sangat besar, karena acara yang sedianya digelar di tempat2 hiburan di daerah cukup bergengsi di Amrik ini gagal total. Meskipun sehari kemudian kembang api diadakan, tidak bisa menebus kerugian yg sudah terjadi.
Barusan ketemu Kim, dia cerita malam itu seluruh dokter dan paramedis di Aspen dan sekitarnya dapat "black call". Artinya mereka harus siaga satu di dalam kota Aspen, berjaga2 kalau2 terjadi sesuatu karena ancaman bom itu. Kata Kim lagi, selama 10 tahun terakhir belum pernah ada black call di daerah ini. Malam itu bener2 mencekam, tapi kenapa juga kami ikut-ikutan mencekamkan diri ke sana. Ono-ono ae.....
Cerita selengkapnya tentang kejadian bom Aspen bisa dibaca di www.aspentimes.com dan www.aspendailynews.com
Foto diambil dari Aspen Times
wah, ikut tegang jg nih bacanya..
ReplyDeletehehehehe, bener ya mbak...dasar orang Indonesia yang udah keseringan denger ancaman bom boongan, jadi gak di anggap serius.
ReplyDeleteikutan tegang bacanya
untung nggak sampai terjadi ya mbak pemboman itu...sereemmm...
ReplyDeletewaduhhh untung ketemu yah pelakunya. kalo bener2 kejadian, wahhhh bisa mengerikan hasilnya.
ReplyDeleteIya nih teman2 untung nggak kejadian. Pelaku yg bekas orang mining(kerja di tambang) yg juga orang Aspen ternyata juga pelaku perampokan bank di Vail, Co.
ReplyDeletehe he he.. horor euy.. untung gak apa-apa ya shin.. kalo di indo sih ada ancaman bom masih cuek2 aja.. he he he, sama sebenernya sama di thai.. pas demo heboh kemarin sampe tutup bandara, orang thai santai-santai aja.. yang demo-demo yang belanja ya belanja.. cuma yang heboh bule-bulenya aja.. he he..pake acara travel policy, gak boleh jalan-jalan ke bangkok..katanya dangereous cuma salutnya demo di sini.. gak anarkis kayak di jakarta tempo dulu.. demo bisa ya tertib.. he he he
ReplyDeletehe..he....he... dasar ya orang Asia....
ReplyDelete